Mata
Kuliah : Pelayanan Keluarga
Berencana
Kode MK : Bd. 308
Pokok Bahasan : Kontrasepsi IUD
Sub topik : 1. Pengertian Kontrasepsi IUD
2.
Cara Kerja Kontrasepsi IUD
3.
Kelebihan dan Kekurangan Kontrasepsi
IUD
4.
Syarat Pengguna IUD
5.
Indikasi dan Kontra Indikasi Kontrasepsi IUD
6.
Demonstrasi Pemasangan Kontrasepsi IUD
Waktu
: 50 menit
Dosen : Eka Afrika, S.ST, M.kes

Keluarga berencana adalah
proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta
waktu kelahiran. Salah satu tujuan dalam keluarga berencana adalah menghindari
kehamilan yang tidak diharapkan melalui kontrasepsi.
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan yang disadari.
Keputusan mempraktikan kontrasepsi memiliki implikasi individu dan sosial.
Metode kontrasepsi yang paling baik adalah metode yang
paling nyaman dan alamiah bagi pasangan tersebut, dan metode yang akan mereka
gunakan dengan benar dan konsisten.
Efektivitas kontrasepsi dijelaskan dalam istilah efektivitas maksimal
dan efektivitas tipikal. Efektivitas maksimal adalah efektivitas metode dalam
kondisi-kondisi yang ideal (misalnya, bila metode secara lengkap dipahami dan
digunakan sesuai rekomendasi). Sedangkan efektivitas tipikal adalah efektivitas
metode pada penggunaan actual, saat beberapa orang menggunakan metode tersebut
dengan benar dan yang lainnya menggunakan metode tersebut secara sembarangan
dan tidak tepat.
Ada banyak pilihan alat kontrasepsi yang bisa
digunakan. Salah satunya adalah alat kontrasepsi dalam rahim/Intra-Unuterine
Device (IUD). Sama halnya dengan alat kontrasepsi lainnya, IUD juga
memiliki kekurangan dan kelebihan dalam penggunaanya.


Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat :
- Menyebutkan pengertian IUD tanpa melihat hand out.
2. Menjelaskan tentang Cara Kerja Kontrasepsi IUD
3. Mengidentifikasi Kelebihan dan Kekurangan Kontrasepsi IUD
4. Menjelaskan tentang Mekanisme Kerja Kontrasepsi IUD
5. Menelaskan Indikasi dan Kontra Indikasi Kontrasepsi IUD
6. Demonstrasi Pemasangan Kontrasepsi IUD


A. PENGERTIAN IUD
IUD
merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik yang halus berbentuk
spiral atau berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat
khusus oleh dokter atau bidan/ paramedik lain yang sudah dilatih (Irianto,
2007).
B. Cara
Kerja IUD
Mekanisme
kerja IUD adalah sebagai berikut :
1. Perubahan pada endometrium
yang mengakibatkan kerusakan pada spermatozoa yang masuk ke dalam rahim.
2. Menghambat kemampuan sperma
untuk masuk ke tuba falopii.
3.
Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
4.
Memungkinkan
untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (BKKBN, 2002).
5.
AKDR
bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KONTRASEPSI IUD
Setiap alat kontrasepsi
memiliki kelebihan dan kekurangan. Ini menjadi penting untuk kita ketahui
karena sebagai tenaga kesehatan dan calon akseptor kita berhak memperoleh
informasi yang benar tentang alat kontrasepsi yang akan dipilih dan digunakan.
Berikut
ini merupakan keuntungan dari alat kontrasepsi IUD, yaitu :
1. Efektifitasnya tinggi. 0,6
– 0,8 kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan IUD (1 kegagalan dalam 125 –
170 kehamilan).
2. AKDR akan segera efektif
begitu terpasang di dalam rahim.
3. Sangat efektif karena tidak
perlu mengingat-ngingat ataupun melakukan kunjungan ulang untuk menyuntik tubuh
(KB suntik).
4. Tidak mempengaruhi hubungan
seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan berhubungan karena tidak perlu
takut hamil.
5. Tidak ada efek samping
hormonal seperti halnya pada alat kontrasepsi hormonal.
6. Tidak akan mempengaruhi
kualitas dan volume ASI.
7. Dapat dipasang segera
setelah melahirkan atau sesudah abortus dengan catatan tidak terjadi infeksi.
8. Dapat digunakan hingga masa
menopause (1 tahun atau lebih setelah masa haid terakhir).
9. Tidak ada interaksi dengan
obat-obatan.
10. Membantu mencegah kehamilan
di luar kandungan.
11. Dapat dipasang kapan saja,
tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda tidak sedang hamil atau
diperkirakan hamil.
12. Dapat dilepas jika menginginkan
anak lagi, karena tidak bersifat permanen.
13. Tidak bersifat karsinogen,
yaitu dapat menyebabkan kanker karena hormon yang terkandung didalamnya (BKKBN,
2002).
1.
Berikut
merupakan Kerugian dari alat kontrasepsi IUD, yaitu:
·
Efek
samping yang umum terjadi :
1) Keputihan
2) Perubahan siklus haid
(umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
3) Haid lebih lama dan banyak.
4) Perdarahan (spotting)
antarmenstruasi.
5) Saat haid lebih sakit.
·
Penanggulangan
efek samping :
Kembali
memeriksakan diri setelah empat sampai enam minggu pemasangan AKDR.
Selama
bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara rutin terutama
setelah haid.
1.
Setelah
bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksakan keberadaan benang
setelah haid apabila mengalami :
1. Kram / kejang diperut
bagian bawah.
2. Perdarahan (spotting )
diantara haid atau setelah senggama.
3. Nyeri setelah senggama atau
apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan
seksual.
1.
Kembali
ke klinik apabila :
·
Tidak
dapat meraba benang AKDR.
·
Merasakan
bagian yang keras dari AKDR.
·
AKDR
terlepas.
·
Siklus
terganggu atau meleset.
·
Terjadi
pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan.
·
Adanya
infeksi.
Komplikasi Lain :
1) Akan terasa sakit dan
kejang selama 3 -5 hari setelah pemasangan.
2) Mungkin dapat menyebabkan
anemia jika pendarahan pada saat haid sangat banyak.
3) Jika pemasangan tidak
benar, bisa saja terjadi perforasi dinding uterus (sangat jarang terjadi jika
pemasangannya benar).
o Tidak bisa mencegah infeksi
penyakit menular seksual.
o Tidak baik digunakan pada
perempuan yang rentan terkena penyakit menular seksual karena sering berganti
pasangan.
o Jika perempuan yang terkena
IMS (infeksi menular seksual) memakai IUD, dikhawatirkan akan memicu penyakit
radang panggul.
Ketiga hal
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada saat seorang perempuan
memilih untuk ber-KB IUD, maka akan ada alat kontrasepsi yang merupakan benda
asing bagi rahim. Karena IUD ini berbahan dasar padat, maka pada saat
dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa saja terjadi perlukaan. Hal inilah yang
dapat mengakibatkan keluarnya bercak darah (spotting) di antara masa haid.
Demikian pula ketika masa haid, darah yang keluar menjadi lebih banyak karena
ketika haid terjadi peluruhan dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan
di daerah rahim, sehingga apabila IUD mengenai daerah tersebut, maka akan
menambah volume darah yang keluar pada masa haid anda. Darah yang keluar bisa
dibedakan, biasanya jika spotting yang keluar adalah berwarna merah segar,
sedangkan pada saat haid darah akan berwarna kecoklatan.
Jika pada saat haid anda
mengalami kondisi yang lebih sakit dari biasanya, itu juga ada kaitannya dengan
IUD ini. Biasanya pada saat masa haid ini rahim akan berkontraksi dan
dinding rahim akan sedikit berdenyut dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh
anda. Untuk mengatasi hal ini, anda dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa
sakit yang banyak di jual bebas di apotek atau toko obat.
D. SYARAT PENGGUNA IUD
1.
Usia reproduktif
2.
Keadaan nulipara
3.
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.
Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6.
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya
infeksi Resiko rendah dari IMS
7.
Tidak menghendaki metode hormonal
8.
Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap
hari
9.
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
10.
Pada umumnya seorang ibu dapat menggunakan AKDR dengan
aman dan efektif.
- AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:
- Perokok
- Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
- Sedang memakai antibiotika atau antikejang
- Gemuk ataupun kurus
- Sedang menyusui
- Yang tidak diperkenankan menggunakan
- Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini:
- Kehamilan.
- Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
- Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.
- Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
- Kelainan bawaan rahim.
- Penyakit gula (diabetes militus).
- Penyakit kurang darah.
- Belum pernah melahirkan.
- Adanya perkiraan hamil.
- Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
- Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).
E. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga
rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut
peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari
setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
a.
Usia reproduktif
b.
Keadaan nulipara
c.
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d.
Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
e.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya
infeksi
g.
Risiko rendah dari IMS
h.
Tidak menghendaki metoda hormonal
i.
Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j.
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari
senggama
k.
Perokok
l.
Gemuk ataupun kurus
Pemasangan
IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus.
Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan
setiap enam bulan sekali.
B.Kontraindikasi
·
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
1.
Belum pernah melahirkan
2.
Adanya perkiraan hamil
3.
Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan
yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker
rahim.
4.
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
5.
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,
servisitis)
6.
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering
menderita PRP atau abortus septik
7.
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak
rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
8.
Penyakit trofoblas yang ganas
9.
Diketahui menderita TBC pelvik
10.
Kanker alat genital
11.
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
F. PEMASANGAN KONTRASEPSI IUD
|
1.
Tanpa melihat job
sheet mahasiswa dapat menyiapkan peralatan, perlengkapan dan bahan yang di
butuhkan untuk pemasangan iud.
2.
|
1. Siapkan
alat-alat dan bahan yang
diperlukan
2. Baca
dan pelajari lembaran kerja yang tersedia
3. Perhatikan dan ikuti petunjuk
dosen
4. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang di mengerti
|
- Pastikan syarat dan indikasi pemasangan iud pada klien sudah terpenuhi sebelum melakukan tindakan pemasangan iud
- Jagalah kesterilan alat yang akan digunakan
- Letakkan peralatan yang telah disiapkan pada tempat yang terjangkau
- Lakukan pencegahan infeksi pada klien melalui tindakan pencucian dan pemberian antiseptic pada daerah tempat iud akan di pasang dan memakai sarung tangan steril atau DTT
- Lakukan tindakan pemasangan iud dalam ruangan yang sesuai standar
- Lakukan tekhnik pembuangan sampah atau limbah bekas pakai sesuai prosedur
- Lakukan DTT dan atau sterilisasi pada alat dan bahan bekas pakai
|
1.
Peralatan
Bak instrumen yang
berisi :
v Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar) 1 buah
v Tenakulum 1 buah
v Sonde uterus 1
buah
v Tampon tang 1 buah
v Forsep/korentang 1
buah
v Gunting 1 buah
v Mangkuk untuk larutan antiseptik
v Sarung tangan (yang telah diDT
T atau disterilisasi atau sarung tangan periksa yang baru) 2 pasang
v Cairan antiseptik (mis: povidon iodin) untuk
membersihkan serviks
v Kain kasa atau kapas
secukupnya
2. Bahan
v Phantom uterus
v Phantom panggul wanita
v Copper
T 380A IUD dalam kemasan
3.
Perlengkapan lain
v Sumber
cahaya yang cukup untuk menerangi serviks (lampu senter sudah cukup)
v Bengkok
v Meja gynekologi
v Peralatan pencegahan infeksi
v Ember tempat merendam duk
v Baskom untuk tempat larutan DTT dan larutan klorin 0,5 %
v Bak sampah kering dan basah (sampah infeksi)
v Tempat cuci tangan air mengalir dan sabun
v Handuk kering
|
a.
Manuaba Gde Bagus
2003, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
b.
Saifudin AB,
Affendi B, Lu ER, Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBBSP, Jakarta. 2003
c.
Hartanto, Hanafi.
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 2002
d.
Biran Affandi, dkk.
(2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.
|
|
NO
|
LANGKAH KERJA
|
|
|
1.
|
Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada
masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
|
|
|
2.
|
Mengkaji Riwayat kesehatan reproduksi :
o Tanggal haid terahir, lama haid dan pola perdarahan
haid
o Paritas dan riwayat persalinan yang terahir
o
Riwayat kehamilan ektopik
o
Nyeri yang Hebat setiap haid
o Anemia yang berat (Hb < 9gr% atau hematokrit < 30
o Riwayat infeksi Sistem genetalia (ISG), Penyakit
hubungan seksual (PHS) atau infeksi panggul
o Berganti-ganti pasangan (resiko ISG tinggi)
o Kanker serviks
|
![]() |
|
3.
|
Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan
apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk mengajukan pertanyaan
|
|
|
Melakukan pemeriksaan panggul
|
||
|
1.
|
Memastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya
menggunakan sabun.
|
|
|
2.
|
Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
|
![]() |
|
3.
|
Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
|
![]() |
|
4.
|
Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri,
benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik.
|
|
|
5.
|
Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
|
![]() |
|
6.
|
Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
|
|
|
7.
|
Pakai sarung tangan yang sudah di-DTT
|
![]() |
|
8.
|
Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau
DTT
|
![]() |
|
9.
|
Lakukan inspeksi pada genetalia eksterna
|
![]() ![]() |
|
10.
|
Palpasi kelenjar skene dan Bartolini amati adanya nyeri
|
![]() |
|
11.
|
Masukkan spekulum vagina.
|
![]() |
|
12.
|
Lakukan pemeriksaan spekulum :
o Periksa adanya lesi atau keputihan pada wanita.
o Inpeksi servik
|
|
|
13.
|
Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat
semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan.
|
![]() |
|
14.
|
Lakukan pemeriksaan bimanual :
|
![]() ![]() |
|
15.
|
Lakukan pemeriksaan rektovaginal bila ada indikasi:
|
![]() |
|
16.
|
Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian buka dan
rendam dalam keadaan terbaik
|
![]() |
|
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
|
||
|
1.
|
Jelaskan proses pemasangan pemasangan AKDR dan apa yang akan klien
rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilakan
klien untuk mengajukan pertanyaan
|
|
|
2.
|
Masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan sterilnya :
o
Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
o
Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak
steril
o
Letakkan kemasan pada tempat yang datar
o
Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
o
Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inseter sampai ke
pangkal sehingga lengan akan melipat
o
Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung
inserter dari bawah lipatan lengan.
o
Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan
AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabug inserter
|
![]() ![]() |
|
TINDAKAN PEMASANGAN AKDR
|
||
|
1.
|
Pakai Sarung tangan yang baru
|
![]() |
|
2.
|
Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
|
![]() |
|
3.
|
Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2
sampai 3 kali.
|
![]() |
|
4.
|
Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
|
![]() |
|
5.
|
Masukkan sonde uterus dengan teknik ”tidak menyentuh” (No touch technique) yaitu secara hati-hati
memasukkan sonde ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh
dinding vagina ataupun bibir spekulum
|
![]() |
|
6.
|
Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
|
|
|
7.
|
Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada di
dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter,
kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
|
|
|
8.
|
Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tdak
steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong
|
![]() |
|
9.
|
Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi
horizontal (sejajar lengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada
tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru
menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan
|
![]() |
|
10.
|
Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan.
|
|
|
11.
|
Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal
pendorong dengan tetap menahan pendorong
|
![]() |
|
12.
|
Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks
sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
|
|
|
13.
|
Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang
lebih 3-4 cm
|
![]() |
|
14.
|
Keluarkan seluruh
tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi
|
|
|
15.
|
Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
|
|
|
16.
|
Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
|
|
|
17.
|
Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
|
![]() |
|
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
|
||
|
1.
|
Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit untuk dekontaminasi
|
![]() |
|
2.
|
Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan
sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan
|
|
|
3.
|
Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
|
![]() |
|
4.
|
Cuci tangan dengan air dan sabun
|
![]() |
|
5.
|
Pastikan klien tidak mengalami kram
berat dan amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
|
|
|
KONSELING PASCA PEMASANGAN
|
||
|
1.
|
Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan
harus dilakukan.
|
|
|
2.
|
Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek camping
|
|
|
3.
|
Beritahu kapan harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
|
|
|
4.
|
Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 80 A adalah 10 tahun
|
|
|
5.
|
Yakinkan klien bahwa datang ke klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR
tersebut dicabut.
|
|
|
6.
|
Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
|
|
|
7.
|
Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien
|
![]() |
|
|
|
|


Kontrasepsi adalah alat
yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan
kesuburan. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana
dan cara kontrasepsi modern (metode efektif).
IUD merupakan alat kontrasepsi
yang terbuat dari bahan plastik yang halus berbentuk spiral atau berbentuk lain
yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/
paramedik lain yang sudah dilatih (Irianto, 2007).
·
Dewasa
ini IUD yang tersedia di seluruh dunia hanya 3 tipe :
- Inert, dibuat dari plastik (Lippes Loop) atau baja antikarat (The Chinese ring),
- Mengandung tembaga, termasuk di sini TCu 380A, TCu 200C, Multiload (MLCu 250 dan 375) dan Nova T
- Mengandung hormon steroid
·
Adapun
keuntungan dari alat kontrasepsi IUD, yaitu :
- Efektifitasnya tinggi. 0,6 – 0,8 kehamilan per 100
- Akan segera efektif begitu terpasang di dalam rahim.
- Tidak perlu mengingat-ngingat ataupun melakukan kunjungan ulang untuk menyuntik tubuh (KB suntik).
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan berhubungan karena tidak perlu takut hamil.
·
Namun
adapula keterbatasan alat kontrasepsi IUD diantaranya yaitu :
- Memerlukan prosedur medis
- Sedikit nyeri setelah pemasangan, namun biasanya akan hilang dalam jangka waktu 1-2 hari.
- Tidak dapat dipasang dan dikeluarkan oleh anda sendiri,.
- Ada kemungkinan IUD bisa keluar dengan sendirinya dari rahim.
- IUD tidak mencegah kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan,
- Anda harus memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu.
![]() |


1. Jelaskan apa pengertian IUD ?
2. sebutkan Kekurangan,
kelebihan, indikasi dan kontraindikasi IUD?
3. Jelaskan Meknisme Kerja IUD?
4. Apa Syarat Pengguna IUD ?
Selamat mengerjakan...!!!^_^


1. Saifuddin, A. B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi .Jakarta : YBPSP.
2.
Hartono, H. 2002. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
3.
BKKBN. 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung ;
Balai Litbang
4.
BKKBN. 1998. Gerakan keluarga berencana Nasional.






























Tidak ada komentar:
Posting Komentar