Jumat, 05 Februari 2016

KB IUD



Mata Kuliah               : Pelayanan Keluarga Berencana
Kode MK                    : Bd. 308                                                                                 
Pokok Bahasan         : Kontrasepsi IUD    
Sub topik                   :     1.   Pengertian Kontrasepsi IUD
2.    Cara Kerja Kontrasepsi IUD
3.    Kelebihan dan Kekurangan Kontrasepsi  IUD
4.    Syarat Pengguna IUD    
5.    Indikasi dan Kontra Indikasi Kontrasepsi IUD           
6.    Demonstrasi Pemasangan Kontrasepsi IUD
Waktu                         : 50 menit
Dosen                         : Eka Afrika, S.ST, M.kes

Text Box: PENDAHULUANPENDAHULUAN
Keluarga berencana adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Salah satu tujuan dalam keluarga berencana adalah menghindari kehamilan yang tidak diharapkan melalui kontrasepsi.
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan yang disadari. Keputusan mempraktikan kontrasepsi memiliki implikasi individu dan sosial.
Metode kontrasepsi yang paling baik adalah metode yang paling nyaman dan alamiah bagi pasangan tersebut, dan metode yang akan mereka gunakan dengan benar dan konsisten.
Efektivitas kontrasepsi dijelaskan dalam istilah efektivitas maksimal dan efektivitas tipikal. Efektivitas maksimal adalah efektivitas metode dalam kondisi-kondisi yang ideal (misalnya, bila metode secara lengkap dipahami dan digunakan sesuai rekomendasi). Sedangkan efektivitas tipikal adalah efektivitas metode pada penggunaan actual, saat beberapa orang menggunakan metode tersebut dengan benar dan yang lainnya menggunakan metode tersebut secara sembarangan dan tidak tepat.
Ada banyak pilihan alat kontrasepsi yang bisa digunakan. Salah satunya adalah alat kontrasepsi dalam rahim/Intra-Unuterine Device (IUD). Sama halnya dengan alat kontrasepsi lainnya, IUD juga memiliki kekurangan dan kelebihan dalam penggunaanya.

Text Box: OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA

Text Box: TUJUANOBJEKTIFPENDAHULUAN
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat :
  1. Menyebutkan  pengertian IUD tanpa melihat hand out.
2.    Menjelaskan tentang Cara Kerja Kontrasepsi IUD
3.    Mengidentifikasi Kelebihan dan Kekurangan Kontrasepsi  IUD
4.    Menjelaskan tentang  Mekanisme Kerja Kontrasepsi IUD    
5.    Menelaskan Indikasi dan Kontra Indikasi Kontrasepsi IUD           
6.    Demonstrasi Pemasangan Kontrasepsi IUD



Text Box: URAIAN MATERIBELAJAR VERBAL
A.   PENGERTIAN IUD
IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik yang halus berbentuk spiral atau berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/ paramedik lain yang sudah dilatih (Irianto, 2007).
B. Cara Kerja IUD
Mekanisme kerja IUD adalah sebagai berikut :
1.    Perubahan pada endometrium yang mengakibatkan kerusakan pada spermatozoa yang masuk ke dalam rahim.
2.    Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
3.    Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
4.    Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (BKKBN, 2002).
5.    AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
     C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONTRASEPSI IUD
      Setiap alat kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Ini menjadi penting untuk kita ketahui karena sebagai tenaga kesehatan dan calon akseptor kita berhak memperoleh informasi yang benar tentang alat kontrasepsi yang akan dipilih dan digunakan.
Berikut ini merupakan keuntungan dari alat kontrasepsi IUD, yaitu :
1.    Efektifitasnya tinggi. 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan IUD (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
2.    AKDR akan segera efektif begitu terpasang di dalam rahim.
3.    Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ngingat ataupun melakukan kunjungan ulang untuk menyuntik tubuh (KB suntik).
4.    Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan  berhubungan karena tidak perlu takut hamil.
5.    Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat kontrasepsi hormonal.
6.    Tidak akan mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
7.    Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus dengan catatan tidak terjadi infeksi.
8.    Dapat digunakan hingga masa menopause (1 tahun atau lebih setelah masa haid terakhir).
9.    Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
10.  Membantu mencegah kehamilan di luar kandungan.
11.  Dapat dipasang kapan saja, tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda tidak sedang hamil atau diperkirakan hamil.
12.  Dapat dilepas jika menginginkan anak lagi, karena tidak bersifat permanen.
13.  Tidak bersifat karsinogen, yaitu dapat menyebabkan kanker karena hormon yang terkandung didalamnya (BKKBN, 2002).
1.     
Berikut merupakan Kerugian dari alat kontrasepsi IUD, yaitu:
·         Efek samping yang umum terjadi :
1)    Keputihan
2)    Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
3)    Haid lebih lama dan banyak.
4)    Perdarahan (spotting) antarmenstruasi.
5)    Saat haid lebih sakit.
·         Penanggulangan efek samping :
Kembali memeriksakan diri setelah empat sampai enam minggu pemasangan AKDR.
Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara rutin terutama setelah haid.
1.    Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksakan  keberadaan benang setelah haid apabila mengalami  :
1.    Kram / kejang diperut bagian bawah.
2.    Perdarahan (spotting ) diantara haid atau setelah senggama.
3.    Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama  melakukan hubungan seksual. 
1.    Kembali ke klinik apabila :
·         Tidak dapat meraba benang AKDR.
·         Merasakan bagian yang keras dari AKDR.
·         AKDR terlepas.
·         Siklus terganggu atau meleset.
·         Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan.
·         Adanya infeksi.
Komplikasi Lain :
1)    Akan terasa sakit dan kejang selama 3 -5 hari setelah pemasangan.
2)    Mungkin dapat menyebabkan anemia jika pendarahan pada saat haid sangat banyak.
3)    Jika pemasangan tidak benar, bisa saja terjadi perforasi dinding uterus (sangat jarang terjadi jika pemasangannya benar).

o    Tidak bisa mencegah infeksi penyakit menular seksual.
o    Tidak baik digunakan pada perempuan yang rentan terkena penyakit menular seksual karena sering berganti pasangan.
o    Jika perempuan yang terkena IMS (infeksi menular seksual) memakai IUD, dikhawatirkan akan memicu penyakit radang panggul.
 Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada saat seorang perempuan memilih untuk ber-KB IUD, maka akan ada alat kontrasepsi yang merupakan benda asing bagi rahim.  Karena IUD ini berbahan dasar padat, maka pada saat dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa saja terjadi perlukaan. Hal inilah yang dapat mengakibatkan keluarnya bercak darah (spotting) di antara masa haid. Demikian pula ketika masa haid, darah yang keluar menjadi lebih banyak karena ketika haid terjadi peluruhan dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di daerah rahim, sehingga apabila IUD mengenai daerah tersebut, maka akan menambah volume darah yang keluar pada masa haid anda. Darah yang keluar bisa dibedakan, biasanya jika spotting yang keluar adalah berwarna merah segar, sedangkan pada saat haid darah akan berwarna kecoklatan.
Jika pada saat haid anda mengalami kondisi yang lebih sakit dari biasanya, itu juga ada kaitannya dengan IUD ini. Biasanya pada saat masa haid ini rahim akan berkontraksi dan dinding rahim akan sedikit berdenyut dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh anda. Untuk mengatasi hal ini, anda dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit yang banyak di jual bebas di apotek atau toko obat.

D. SYARAT PENGGUNA IUD
1.    Usia reproduktif
2.    Keadaan nulipara
3.    Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.    Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5.    Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6.    Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS
7.    Tidak menghendaki metode hormonal
8.    Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
9.    Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
10.     Pada umumnya seorang ibu dapat menggunakan AKDR dengan aman dan efektif.
  • AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:
  1. Perokok
  2. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
  3. Sedang memakai antibiotika atau antikejang
  4. Gemuk ataupun kurus
  5. Sedang menyusui
  6. Yang tidak diperkenankan menggunakan
  • Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini:
  1. Kehamilan.
  2. Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
  3. Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.
  4. Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
  5. Kelainan bawaan rahim.
  6. Penyakit gula (diabetes militus).
  7. Penyakit kurang darah.
  8. Belum pernah melahirkan.
  9. Adanya perkiraan hamil.
  10. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
  11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).

E. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
a.       Usia reproduktif
b.       Keadaan nulipara
c.       Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d.      Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e.       Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.        Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g.       Risiko rendah dari IMS
h.       Tidak menghendaki metoda hormonal
i.         Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j.         Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k.       Perokok
l.         Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

B.Kontraindikasi
·         Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
1.       Belum pernah melahirkan
2.       Adanya perkiraan hamil
3.       Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
4.       Perdarahan vagina yang tidak diketahui
5.       Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
6.       Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
7.       Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
8.       Penyakit trofoblas yang ganas
9.       Diketahui menderita TBC pelvik
10.   Kanker alat genital
11.   Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

F. PEMASANGAN KONTRASEPSI IUD


OBYEKTIF PERILAKU SISWA

 
 
1.      Tanpa melihat job sheet mahasiswa dapat menyiapkan peralatan, perlengkapan dan bahan yang di butuhkan untuk pemasangan iud.
2.     
PETUNJUK

 
Dengan menggunakan peralatan dan bahan yang telah di sediakan, mahasiswa mampu melakukan pemasangan iud sesuai dengan prosedur pelaksanaan

1.      Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
2.      Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia
3.      Perhatikan dan ikuti petunjuk dosen
4.      Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang di mengerti


KESELAMATAN KERJA

 
 


  1. Pastikan syarat dan indikasi pemasangan iud pada klien sudah terpenuhi sebelum melakukan tindakan pemasangan iud
  2. Jagalah kesterilan alat yang akan digunakan
  3. Letakkan peralatan yang telah disiapkan pada tempat yang terjangkau
  4. Lakukan pencegahan infeksi pada klien melalui tindakan pencucian dan pemberian antiseptic pada daerah tempat iud akan di pasang dan memakai sarung tangan steril atau DTT
  5. Lakukan tindakan pemasangan iud dalam ruangan yang sesuai standar
  6. Lakukan tekhnik pembuangan sampah atau limbah bekas pakai sesuai prosedur
  7. Lakukan DTT dan atau sterilisasi pada alat dan bahan bekas pakai



PERALATAN DAN BAHAN

 
 
1.      Peralatan
Bak instrumen yang berisi :
v  Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar) 1 buah
v  Tenakulum 1 buah
v  Sonde uterus 1 buah
v  Tampon tang 1 buah
v  Forsep/korentang 1 buah
v  Gunting 1 buah
v  Mangkuk untuk larutan antiseptik
v  Sarung tangan (yang telah diDT                                                                                                       T atau disterilisasi atau sarung tangan periksa yang baru) 2 pasang
v  Cairan antiseptik (mis: povidon iodin) untuk membersihkan serviks
v  Kain kasa atau kapas secukupnya
2.      Bahan
v  Phantom uterus
v  Phantom panggul wanita
v  Copper T 380A IUD dalam kemasan
3.      Perlengkapan lain
v  Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks (lampu senter sudah cukup)
v  Bengkok
v  Meja gynekologi
v  Peralatan pencegahan infeksi
v  Ember tempat merendam duk
v  Baskom untuk tempat larutan DTT dan larutan klorin 0,5 %
v  Bak sampah kering dan basah (sampah infeksi)
v  Tempat cuci tangan air mengalir dan sabun
v  Handuk kering


REFERENSI

 
 


a.       Manuaba Gde Bagus 2003, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana 
b.      Saifudin AB, Affendi B, Lu ER, Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBBSP, Jakarta. 2003
c.       Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 2002
d.      Biran Affandi, dkk. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.


PROSEDUR PELAKSANAAN

 
 


NO


LANGKAH KERJA

1.
Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR


2.
Mengkaji Riwayat kesehatan reproduksi :
o  Tanggal haid terahir, lama haid dan pola perdarahan haid
o  Paritas dan riwayat persalinan yang terahir
o   Riwayat kehamilan ektopik
o   Nyeri  yang Hebat setiap haid
o  Anemia yang berat (Hb < 9gr% atau hematokrit < 30
o  Riwayat infeksi Sistem genetalia (ISG), Penyakit hubungan seksual (PHS) atau infeksi panggul
o  Berganti-ganti pasangan (resiko ISG tinggi)
o  Kanker serviks

Periksa kehamilan 4
3.
Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk mengajukan pertanyaan





Melakukan pemeriksaan panggul

1.
Memastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya menggunakan sabun.


2.
Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih

bucket

3.
Tolong klien naik ke meja pemeriksaan

4.
Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik.



5.
Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul


6.
Atur lampu yang terang untuk melihat serviks


7.
Pakai sarung tangan yang sudah di-DTT

DSCI0028

8.
Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT

DSCI0029

9.
Lakukan inspeksi pada genetalia eksterna

DSCI0057


10.
Palpasi kelenjar skene dan Bartolini amati adanya nyeri

DSCI0055

11.
Masukkan spekulum vagina.

DSCI0056

12.
Lakukan pemeriksaan spekulum :
o  Periksa adanya lesi atau keputihan pada wanita.
o  Inpeksi servik

13.
Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan.

cervix

14.
Lakukan pemeriksaan bimanual :
  • Pastikan gerakan serviks bebas
  • Tentukan besar dan posisi uterus
  • Pastikan tidak ada kehamilan
  • Pastikan tidak ada inspeksi atau tumor pada adneksa

 


15.
Lakukan pemeriksaan rektovaginal bila ada indikasi:
  • Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
  • Adanya tumor pada Cavum Douglasi


16.
Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian buka dan rendam dalam keadaan terbaik



TINDAKAN PRA PEMASANGAN

1.
Jelaskan proses pemasangan pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilakan klien untuk mengajukan pertanyaan


2.
Masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan sterilnya :
o    Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
o    Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril
o    Letakkan kemasan pada tempat yang datar
o    Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
o    Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inseter sampai ke pangkal sehingga lengan akan melipat
o    Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan.
o    Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabug inserter






TINDAKAN PEMASANGAN AKDR

1.
Pakai Sarung tangan yang baru

DSCI0028

2.
Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks

cervix

3.
Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali.
DSCI0055

4.
Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
DSCI0035

5.
Masukkan sonde uterus dengan teknik ”tidak menyentuh” (No touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum
DSCI0036

6.
Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde


7.
Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan


8.
Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tdak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong


9.
Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horizontal (sejajar lengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan

10.
Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan.

11.
Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong

 

12.
Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan


13.
Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm


14.
Keluarkan seluruh
tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi

15.
Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%

16.
Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik

17.
Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%

DSCI0056




TINDAKAN PASCA PEMASANGAN

1.
Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
!DROPSPE

2.
Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan

3.
Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%


4.
Cuci tangan dengan air dan sabun

bucket

5.
Pastikan klien tidak mengalami kram berat dan amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang


KONSELING PASCA PEMASANGAN

1.
Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan.

2.
Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek camping

3.
Beritahu kapan harus datang kembali ke klinik untuk kontrol


4.
Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 80 A adalah 10 tahun


5.
Yakinkan klien bahwa datang ke klinik setiap saat bila memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR tersebut dicabut.


6.
Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan

7.
Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien








Text Box: RANGKUMANBUKU TERBUKA
Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi modern (metode efektif).
IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik yang halus berbentuk spiral atau berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/ paramedik lain yang sudah dilatih (Irianto, 2007).
·         Dewasa ini IUD yang tersedia di seluruh dunia hanya 3 tipe :
  1. Inert, dibuat dari plastik (Lippes Loop) atau baja antikarat (The Chinese ring),
  2. Mengandung tembaga, termasuk di sini TCu 380A, TCu 200C, Multiload (MLCu 250 dan 375) dan Nova T
  3. Mengandung hormon steroid
·         Adapun keuntungan dari alat kontrasepsi IUD, yaitu :
  1. Efektifitasnya tinggi. 0,6 – 0,8 kehamilan per 100
  2. Akan segera efektif begitu terpasang di dalam rahim.
  3. Tidak perlu mengingat-ngingat ataupun melakukan kunjungan ulang untuk menyuntik tubuh (KB suntik).
  4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan  berhubungan karena tidak perlu takut hamil.
·         Namun adapula keterbatasan alat kontrasepsi IUD diantaranya yaitu :
  1. Memerlukan prosedur medis
  2. Sedikit nyeri setelah pemasangan, namun biasanya akan hilang dalam jangka waktu 1-2 hari.
  3. Tidak dapat dipasang dan dikeluarkan oleh anda sendiri,.
  4. Ada kemungkinan IUD bisa keluar dengan sendirinya dari rahim.
  5. IUD tidak mencegah kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan,
  6. Anda harus memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu.
  7.  





1.    Jelaskan apa pengertian IUD ?
2.    sebutkan Kekurangan, kelebihan, indikasi dan kontraindikasi IUD?
3.    Jelaskan Meknisme Kerja IUD?
4.    Apa Syarat Pengguna IUD ?


Selamat mengerjakan...!!!^_^

Text Box: DAFTAR PUSTAKABUKU
1.    Saifuddin, A. B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi .Jakarta : YBPSP.
2.   Hartono, H. 2002. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
3.   BKKBN. 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung ; Balai Litbang
4.   BKKBN. 1998. Gerakan keluarga berencana Nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar